A. CIRI-CIRI KEMATANGAN PRIBADI
Pribadi
disebut juga personality. Pribadi merupakan satu individualitas yang kompleks,
yang terdiri dari jasmani dan rohani yang merupakan satu integritas ( dwi
tunggal ). Pribadi yang memliki struktur totalitas yang harmonis merupakan
pribadi warga negara yang baik.
Sebelum
membicarakan pribadi warga negara Indonesia yang baik, perlu diketahui lebih
dahulu tentang ciri-ciri kematangan pribadi. Ada beberapa pendapat para ahli
mengenai ciri-ciri kematangan pribadi. Menurut Marie Yohana, ciri-ciri
kematangan pribadi adalah :
1. Orang dapat menguasai
lingkungannya secara aktif
2. Orang yang dapat
memperlihatkan satu kesatuan dari segenap kepribadiannya
3. Orang yang memiliki
kesanggupan menerima secara tepat dunia lingkungan dan diri sendiri
4. Orang yang dapat “berdiri di
atas dua kakinya ”tanpa menuntut terlalu banyak pada orang lain ( Kartono
Kartini, 1971 : 117 )
Erikson
menyebutkan ciri-ciri kematangan pribadi sebagai berikut :
1. Orang yang dapat memiliki
organisasi usaha yang efektif guna mencapai tujuannya
2. Orang yang menerima secara
tepat realitas dunia
3. Orang yang dapat memiliki
integritas karakter dalam pengertian etis, serius, punya tanggungjawab,
toleran, dan berdiri sendiri
5. Orang yang memiliki hubungan
interpersonal dan yang baik, tidak terlalu egois, kurang/tidak mencurigai orang
lain dan dapat mempertahankan diri (
Kartono Kartini, 1971 : 117 )
Maslow
merinci ciri-ciri kematangan pribadi yang lebih lengkap yaitu :
1. Pada pribadi itu self
actualisation ( aktualisasi diri sendiri ), memiliki kemampuan efisien dalam
menerima realitas, mempunyai relasi yang baik dengan lingkungannya, dan tidak
takut pada hal-hal yang belum dialaminya
2. Pribadi yang menerima diri
sendiri, orang lain dan alam dunia ini tanpa kebencian/rasa malu. Pribadi yang
dapat mengadakan apresiasi terhadap kualitas yang lebih tinggi yang dipakai
sebagai sarana untuk membangun kepribadiannya.
3. Pribadi yang memiliki
spontanitas dalam mengapresiasikan kebudayaan, dapat mempergunakan waktu dengan
baik dan mempunyai jalan hidup yang positif, pribadi yang merasa tidak dibertai
oleh norma-norma konvensional tetapi dapat memperoleh puncak pengalaman dari
kehidupan ini dengan mudah.
4. Pribadi yang dapat memusatkan
perhatian dan usahanya dalam memecahkan berbagai problema dengan ara yang
efektif dan ulet pada tugasnya
5. Pribadi yang berdiri sendiri
dan pada usaha aktualisasi diri memerlukan hak-hak perseorangan dan kepuasan
diri, hubungan persahabatan dan kekeluargaan bukan berbentuk satu pelekatan,
tidak mendesak-desak orang lain dan memiliki varietas usaha yang cukup banyak
6. Pribadi yang memliki
kebebasan terhadap lingkungan dan kebudayaan, perkembangan pribadinya yang
fundamental tidak terganggu oleh kritisme dan tidak pula pada sikap mengambil
muka
7. Pribadi yang mempunyai
kesegaran aspresiasi yang kontinue serta mempunyai spontanitas dan daya respons
yang sehat terhadap pengalaman baru.
8. Pribadi yang memiliki
cakrawala yang tidak terbatas
9. Pribadi yang mempunyai rasa
sosial yang dalam, kesanggupan identivikasi, memiliki afeksi dan simpati serta
menaruh belas kasihan sesama mahluk
10. Pribadi yang mempunyai relasi
sosial yang selektif ( dipilihnya dengan hati-hati ), tetapi sifatnya akrab dan
dalam, dengan tidak terlalu banyak menampilkan diri sendiri dan tidak banyak
mengalami konflik batin
11. Pribadi yang memiliki
struktur karakter demokratis dan dapat mengahrgai setiap manusia di luar
dirinya karena ia mengerti hakekat dirinya sebagai individu yang tidak lengkap
12. Pribadi yang mempunyai
kepastian etis dan tidak dapat membedakan tujuan dan sarana ( alat untuk
mencapai tujuan )
13. Pribadi yang mempunyai kesadaran
humor dan tidak mempunyai sikap permusuhan, ada kesanggupan untuk bersendagurau
dalam batas-batas tertentu
14. Pribadi yang kreatif (
mempunyai kesanggupan yang tidak terbatas untuk menciptakan pikiran dan
aktivitas baru yang berguna ( Kartono Kartini 1971 : 117 )
Setelah diketahui ciri-ciri kematangan pribadi dari beberapa ahli,
berikutnya dibicarakan tentang perubahan diri dan pembentukan diri pribadi.
Dengan kata lain dapat disebut cara-cara perubahan diri, khususnya dalam hal
ini cara dalam membentuk watak negara Indonesia sehingga berwatak Pancasila.
Meskipun pada pokoknya temperamen manusia itu sedikit sekali dapat
diubah, namun tingkah laku dan wataknya dapat diubah atau dibentuk. Hal ini
karena adanya hati nurani dan kemauan. Untuk dapat mengubah dan membentuk watak
seseorang diperlukan adanya pengertian terhadap dirinya sendiri. Orang yang
telah menganggap dirinya yang paling baik berarti ia belum mempunyai pengertian
pada dirinya sendiri, juga menunjukkan kurang matang kepribadiannya. Tidak adanya
perhatian terhadap diri sendiri ini menghalng-halangi dalam pembentukan
wataknya. Disamping itu, untuk pembentukan watak dan pengembangan
kepribadiannya siperlukan kemampuan yang dapat melepaskan egoisme pada dirinya
serta tidak sombong.
Karena pembentukan watak yang ingin dicapai dalam hal ini adalah
berwatak Pancasila, maka pengendalian diri merupakan pangkat tolak pengahyatan
dan pengalaman Pancasila. Perubahan watak secara total itu biasanya melalui
suatu krisis dalam kehidupannya, yaitu krisis dalam mengalahkan egoismenya.
Perubahan watak sampai menjadi kebiasaan-kebiasaan pada tingkaah laku manusia
tidaklah mudah dan tidak mungkin berlangsung dengan secara tiba-tiba. Perubahan
itu biasanya berlangsung secara bertahap, melalui proses yang cukup lama dan
diperlukan pengulangan secara seksestif sehingga terjelma kesiagaan yang
dinamis dan emosional guna mengadakan perubahan tingkah laku dan watak.
Tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta penuh rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan
kebangsaan ( pasal 4 UU No. 2/1989 ). Dasar pendidikan untuk mewujudkan tujuan
tersebut adalah Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian pembentukan watak yang
ingin dicapai adalah manusia Indonesia yang berwatak Pancasila yang memiliki
ciri-ciri tersebut di atas dengan berdasar pada UUD 1945.
Apabila kita kaitkan dengan pandangan hidup kita yaitu Pancasila,
maka sudah saharusnya manusia Indonesia berwatak Pancasila. Usaha pembentukan
manusia yang berwatak Pancasila dilaksanakan dengan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila ( P4 ) yang merupakan tuntutan sikap dan tingkah laku
manusia Indonesia.
B. MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA
Usaha
pembentukan manusia Indonesia dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang selalu
berubah. Meskipun demikian pembentukan manusia Indonesia harus tetap berdasar
pada Pancasila. Seperti yang dikemukakan oleh Dewan Hankamnas, manusia
Indonesia adalah manusia ynag meskipun mengalami berbagau macam perubahan
akibat pengaruh situasi dan kondisi nyata yang selalu berubah-ubah akan tetap
menjadi manusi Pancasila dan berbeda dengan mahlu-mahluk lain ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa ( Hankamnas 1987 ).
Manusia
yang utuh ialah yang sesuai dengan hakekatnya yang bersifat mutlak sesuai
dengan kodratnya. Hakekat susunannya terdiri dari jiwa dan raga yang merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Jiwa manusia memiliki potensi yaitu, cipta, rasa, dan
karsa. Ini perlu selaras, serasi, dan seimbang yang senantiasa merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Ketiga potensi ini dinamakan potensi rohani atau kepercayaan
dan hati nurani. Sedangkan raganya membutuhkan pertumbuhan kehidupan yang juga
merupakan kesatuan yang utuh.
Sesuai
dengan sifat kodratnya manusia adalah mahluk individu dan sekaligus sosial,
sedangkan kedudukan kodratnya manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
dan mahluk yang berdiri sendiri. Dengan kekuatan yang ada pada jiwa dan raganya
manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dalam mencapai tujuan hidupnya.
Dalam
uraian di atas muncullah pertanyaan : apa yang menjadi tujuan hidup manusia ?
tujuan itu dilaksanakan untuk mencapai kebahagiaan itu manusia harus
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa dan juga dengan sesamanya. Hubungan itu
dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :
Tuhan Yang Maha Esa
↑
Sesama Manusia ← Manusia → Sesama Manusia
Kebahagiaan hidup manusia
akan tercapai apabila ada keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara sesama manusia dan alam sekitar.
Hubungan antara manusia dengan Tuhan didasarkan atas agama dan kepercayaannya
masing-masing yaitu Mengabdi dan berbakti kepadaNya atau menjalankan segala
perintahNya. Sedangkan hubungan antara sesama manusia menyangkut kepetingan
pribadi dan masyarakat. Kebahagiaan hidup dapat tercapai jika ada keselarasan
dan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat. Untuk
itu diperlukan adanya pengendalian diri, yaitu kemauan dan kemampuan untuk
mengendalikan diri dan kepentingannya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya
sebgai warga negara masyarakat. Untuk mencapi keabahagiaan hidup diperlukan 3
syarat yaitu memuaskan, tidak mengandunhg kekecewaan, dan tidak berakhir.
Di dalam GBHN 1988 dikatakan
bahwa dalam rangka mencapai manusia Indonesia Seutuhnya diperlukan peningkatan
kualitas manusia Indonesia yang harus tetap didasari Pancasila.
Melaksanakan
Pancasila merupakan keharusan bagi setiap warga negara Indonesia. Pelaksanaan
Subjektif dari pancasila dasar falsafah negara ini lenih diutamakan karena hal
itu merupakan syarat bagi pelaksanaan objektif. Pelaksaan subjektif akan
terselenggaranapabila ada keseimbangan kerohanian yang mampu mewujudkan suatu
bentuk kehidupan, dimana kesadaran wajib hukum terpadu menjadi kesadaran wajib
moral. Pelaksaan pancasila secara subjektif sudah ada pedomannya yaitu P4. P4
bukan hanya merupakan wajib moral saja, melainkan juga telah menjadi wajib hukum
( Tap. MPR/No II/MPR/1978 ). Usaha pembentukan manusia Indonesia dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi yang selalu berubah. Meskipun demikian pembentukan
manusia Indonesia harus tetap berdasar pada Pancasila. Seperti yang dikemukakan
oleh Dewan Hankamnas, manusia Indonesia adalah manusia ynag meskipun mengalami
berbagau macam perubahan akibat pengaruh situasi dan kondisi nyata yang selalu
berubah-ubah akan tetap menjadi manusi Pancasila dan berbeda dengan mahlu-mahluk
lain ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ( Hankamnas 1987 ).
Manusia
yang utuh ialah yang sesuai dengan hakekatnya yang bersifat mutlak sesuai
dengan kodratnya. Hakekat susunannya terdiri dari jiwa dan raga yang merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Jiwa manusia memiliki potensi yaitu, cipta, rasa, dan
karsa. Ini perlu selaras, serasi, dan seimbang yang senantiasa merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Ketiga potensi ini dinamakan potensi rohani atau
kepercayaan dan hati nurani. Sedangkan raganya membutuhkan pertumbuhan
kehidupan yang juga merupakan kesatuan yang utuh.
Sebenarnya keterpaduan antara
wajib hukum dan wajib moral dinegara kita sudah ada. Agar wajib hukum dan wajib
moral terpadu maka diperlukan ketaatan. Ketaatan merupakan syarat mutlak. Hal
ini sebagian telah dibicarakan dalam bab 1 mengenai status positif warga
negara. Ketaatan warga negara Indonesia terhadap Pancasila :
1. Ketaatan hukum
2. Ketaatan moral
3. Ketaatan relegius
4. Ketaatan mutlak
Ketaatan itu berpangkal pada
kesadaran, sehingga ketaatan itu hanya ada kalai ada kesadaran. Oleh karena itu
agar ketaatan itu dapat terwujud diperlukan kesadaran. Kesadarn adalah hasil
perbuatan akal yaitu pengetahuan tentang keadaan-keadaan yang ada pada diri
manusia sendiri. Jadi yang menjadi objek dari kesadaran ialah keadaan-keadaan/
fakta, segala sesuatu yang dapat menjadi pengalaman manusia.
Pengalaman dapat bersifat
jasmaniah dan rohaniah atau kejiwaan. Pengalaman juga ada yang dapat dilihat
dan ada juga yang tidak dapat dilihat yaitu pengalaman kejiwaan seperti akal,
rasa, dan karsa. Akal menimbulkan pengalaman tentang kenyataan atau kebenaran
ilmu pengetahuan, rasa menimbulkan pengalaman tentang keindahan atau estetika,
dan kehendak menimbulkan pengalaman mengenai kesusilaan atau kebaikan ( etis )
dan relegius.
Untuk mendapatkan kesadaran
hidup perlu kesatuan dari semua pengalaman dan ini memungkinkan seseorang dapat
memiliki gaya hidup / pandangan hidup atau way of life. Kesadaran nasional
adalah sebagian dari kesadaran hidup manusia Indonesia.
Untuk menjadi manusia
Indonesia seutuhnya diperlukan berbagai kesadaran yang kesemuanya terpadu
sehingga selaras, serasi, dan seimbang atau harmonis. Di dalam GBHN pada bagian
pendidikan dikatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
diperlukan :
1. Manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berbudi pekerti luhur
3. Berkepribadian
4. Berdisiplin
5. Bekerja keras
6. Tangguh
7. Bertanggungjwab
8. Mandiri
9. Cerdas dan terampil
10. Sehat jasmani dan rohani
Disamping
itu, dunia pendidikan juga dituntut untuk mampu menumbuhkan dan mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan hal tersebut
di atas dunia pendidikan juga dituntut mampu menumbuhkan iklim belajar mengajar
yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku
yang inovatif dan kreatif.
Lebh
lanjut GBHN didalam bab Arah Pembangunan Jangka Panjang memberikan petunjuk
tentang manusia Indonesia diharapkan dimasa depan antara lain :
1. Manusia Indonesia menghendaki
keselarasan hubungan antara manusia dengan TuhanNya
2. Menghendaki keselarasan
hubungan antar bangsa-bangsa
3. Menghendaki keselarasa
hubungan antara manusia dengan sesama dan lingkungan alam sekitar
4. Menghendaki keselarasan
antara cita-cita hidup didunia dan mengejar kebahagiaan akhirat
5. Menghendaki kehidupan manusia
dan masyarakat yang serba selaras
6. Mengejar kemajuan lahitiah
seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan sebagainya secara serasi,
selaras, dan seimbang
7. Mengejar kepuasan batiniah
seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang
bertanggungjawab, rasa keadilan dan sebagainya.
Jelalslah
bahwa manusia Indonesia yang diharapkan adalah manusia Indonesia yang
berdasdarkan Pancasila yang relegius, berbudaya, manusia yang mengejar
tehnologi, menghargai harkat dan martabat manusia sesamanya, manusia ynag tidak
bernasionalisme sempit, karena menghargai pula sesama bangsa yang merdeka di
dunia ini, yang kesemuanya dimanifestasikan dengan menegakkan nilai-nilai yang
bersumber pada pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila.
C. CARA MENINGKATKAN KUALITAS
MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA MELALUI PKN
Sebagaimana
telah diketahui PKN tidak dibatasi oleh lingkup tempat dan waktu serta segala
yang dihadapi anak dalam kehidupannya merupakan stimulus dan pengalaman yang
perlu disimak dan diolah untuk kepentingan dirinya ( sebagai warga negara
Indonesia ). Namun demikian disekolah program PKN telah dipilih yang penting
yaitu bagi kepentingan subjek didik, dan segala yang dihadapi oleh anak
(realitas) di lingkungan hidup subjek didik sekarang dan masa depan.
Dinegara
kita tujuan PKN akan dicapai dengan menanamkan konsep-konsep dan sisitem nilai
ynag sudah dianggap baik. Sistem nilai ini adalah Pancasila dan UUD 1945.
Pancasila dan UUD 1946 juga merupakan titik tolak ukur untuk menumbuhkan warga
negara ynag baik.
Agar
tujuan PKN yang baik tidak hanya berperan sebagai slogan saja, maka tujuan itu
perlu dirinci sesuai dengan tujuan kurikuler yang meliputi :
1. Kognitif ( pengetahuan )
a. Fakta
b. Konsep teori / generalisasi
2. Keterampilan intelektual,
dimulai dari yang sederhana menuju yang kompleks yaitu dari :
a. Mengingat
b. Menafsirkan
c. Aplikasi
d. Analisa
e. Sintesa
f. Evaluasi / penilaian
Termasuk
dalam kelompok ini adalah :
a. Keterampilan bertanya dan
mengetahui masalah
b. Keterampilan dalam merumuskan
hipotesa
c. Keterampilan dalam
mengumpulkan data
d. Keterampilan dalam
menafsirkan dan menganalisa data
e. Keterampilan dalam menguji
hipotesa
f. Keterampilan merumuskan
generalisasi
g. Keterampilan dalam
mengkomunikasikan kesimpulan
h. Keterampilan berfikir kritis
dan kreatif
3. Sikap yang berupa
nilai-nilai, kepekaan, perasaan, karena tujuan PKN banyak mengandung aspek
efektif
4. Keterampilan sosial, yaitu
suatu keterampilan yang memberikan kemungkinan kepada subjek didik untuk secara
terampil dapat melakukan dan bersikap cerdas dan bersahabat dalam pergaulan
hidup sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar