Sabtu, 08 Desember 2012

inovasi pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang Masalah
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu yang lama. Pembelajaran bersifat kompleks artinya tidak hanya guru yang terlibat aktif dalam pembelajaran melainkan siswa dan guru. Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengadakan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak bosan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, banyak pertanyaan yang muncul yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran antara lain :
1.      Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak dalam inovasi pembelajaran?
2.      apa maksud dari individu sebagai pribadi yang unik?
3.      Apa sebenarnya inovasi pembelajaran?
4.      Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini, penulis data menyimpulkan beberapa tujuan penulisan antara lain :
1.      Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak dalam inovasi pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui apa maksud dari individu sebagai pribadi yang unik.
3.      Untuk mengetahui apa sebenarnya inovasi pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui konsep belajar dan pembelajaran.

1.4 Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini, penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain : bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak dalam inovasi pembelajaran, maksud dari individu sebagai pribadi yang unik, apa sebenarnya inovasi pembelajaran dan konsep belajar dan pembelajaran.














BAB II
PEMBAHASAN

A. Implementasi teori otak dalam pembelajaran
Otak merupakan pusat syaraf tubuh manusia, segala kegiatan dijalankan oleh otak. Banyak pertanyaan yang muncul dengan adanya inovasi pembelajaran berbasis kemampuan otak. Para ahli membagi otak dalam dua kategori yaitu otak kanan dan otak kiri. Kapasitas otak terletak pada masalah waktu dan motivasi yang diberikan oleh orang lain daripada design otak itu sendiri.
Pada otak belahan kanan berfungsi untuk proses holistik dan belahan kiri untuk proses analitik. Eric Jensen dalam bukunya Brain-Based Learning(2008) mengatakan bahwa “Otak memang tidak dirancang dengan baik untuk mengikuti instruksi formal. Dalam kenyataannya, otak sama sekali tidak didesain untuk efisiensi atau ketertataan. Justru otak berkembang paling baik melalui seleksi dan kemampuan bertahan hidup”. Stimulasi yang diberikan akan mempengaruhi perkembangan otak.
Otak mengatur segala gerak dan tingkah laku individu. Untuk menstimulasi otak siswa agar berkembang optimal perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran. Terkait dengan perkembangan pembelajaran yang berhubungan dengan cara kerja otak dan mengembangkan kedua belahan otak tersebut, maka guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang terkait dengan emosional, sosial, kognitif, fisik, dan reflektif.
Perkembangan otak juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Sistem pembelajaran berbasis otak mensyaratkan proses belajar didukung oleh iklim kelas yang kondusif bagi keamanan emosional. Sebagian besar pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek kognitif atau intelektualnya saja dan yang berkembang hanya otak belahan kiri. Untuk itu guru perlu berperan sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan keinginan belajar, dan mendukung siswa mencapai apa yang mereka inginkan. Hal ini dilakukan agar otak belahan kanan dan belahan kiri berkembang dengan seimbang. Menurut pencetus Metode Belajar Quching (quantum teaching), Bobbi de Porter (2002) yang berujar bahwa ‘ guru sebagai penggubah keberhasilan belajar siswa. ‘
Setiap individu mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda tergantung dengan otak dan lingkungannya. Lingkungan yang diperkaya baik mental maupun fisik memang penting, tetapi ada hal lain yang sama pentingnya.Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkemuka dibidang otak Santiago Ramon Y Cacal (1988) telah menekankan bahwa otak membutuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri untuk pembelajaran yang optimal.
Individu sebagai pribadi unik
Perkembangan setiap anak sebagai individu bersifat unik. Saufrok dan Yussen (1972:17) menyatakan bahwa “each us develops some other individuals, and like individuals, and like no other individuals.” Pernyataan ini maksudnya setiap individu berkembang dengan masing-masing cara, seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain dan seperti tidak ada individu yang lain. Perkembangan itu sendiri merupakan proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur-unsur yang berpengaruh.
Individu berkembang dalam aspek biologis, kognitif dan psikososial. Dalam aspek biologis beberapa perkembangannya dapat dilihat seperti bertambahnya tinggi badan, dan bertambahnya berat badan. Otak, kalenjar, dan system syaraf juga mengalami perkembangan. Pada aspek kognitif individu mengalami perkembangan pada kemampuan berpikir, kemahiran berbahasa dan kemampuan memperoleh ilmu pengetahuan yang melibatkan aspek perasaan, emosi, dan kepribadian. Selain pada dua aspek tersebut, aspek psikososial individu mempunyai keberanian, rasa percaya diri dan ingi menolong di lingkungannya.
Sesuai dengan kosep anak sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang menyeluruh. Oleh sebab itu, individu sebagai pribadi yang unik karena dalam perkembangannya secara menyeluruh dan menjadi pribadi yang utuh.
B. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Ketika mendengar kata “inovasi” yang muncul dalam benak barangkali sesuatu yang baru dan unik. Dalam pembelajaran banyak teori yang mendukung inovasi, seperti teori behaviorisme, teori kognitivisme, dan lain-lain. Salah satunya tentang teori pembelajaran berbasis kemampuan otak. Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna pembaharuan, perubahan. Inovasi adakalanya diartikan sebagai penemuan, tetapi berbeda dengan penemuan dari kata diskoveri atau invensi. Inovasi adalah suatu ide, produk, metode yang dirasakan sebagi sesuatu yang baru, baik berupa hasil diskoveri atau invensi yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini diketahui bahwa inovasi adalah suatu hal yang baru, unik dan bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi erat kaitannya dengan pembelajaran yang melibatkan guru dan peserta didik.
Menurut Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang berkaitan erat dengan pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Di dalam dunia pendidikan untuk membentuk kepribadian individu dan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pelatihan untuk melatih keterampilan individu dilaksanakan di perindustrian. Makna pendidikan dan pelatihan sebaiknya dipadukan dan diperoleh arti dari pembelajaran bukan terbatas pada ruang dan waktu, tetapi tergantung pada organisasi dan komponen yang berkaitan untuk mendidik siswa.
Pembelajaran juga merupakan proses komunikatif-intearktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Gagne dan Briggs (1979:3) menyatakan pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Jadi pembelajaran proses dimana guru dan siswa saling berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan.
Dari pengertian inovasi dan pembelajaran tersebut maka makna inovasi pembelajaran merupakan metode baru yang berbeda yang digunakan untuk membentuk kepribadian dan melatih keterampilan siswa agar dapat berkembang secara optimal. Contoh inovasi dalam pembelajaran telah diketahui bahwa dunia anak TK dan SD merupakan dunia bermain, tetapi guru seringkali melupakan hal ini. Seharusnya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat dan penuh tantangan. Seperti pembuatan yel-yel dan berdoa sebelum belajar. Inovasi dalam pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan suasana baru dalam belajar dan mengoptimalkan kemampuan siswa.
C. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Menurut Gagne (1984) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Hakikat belajar sesungguhnya adalah proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat tetap dan lama dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja.
Sedangkan pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Jika pembelajaran dianggap suatu system, berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, strategi, metode pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran. Namun apabila pembelajaran dianggap suatu proses, maka rangkaian kegiatan guru untuk membuat siswa belajar.
Konsep proses pembelajaran dimulai dari merencanakan program pengajaran,dan penyusunan persiapan mengajar. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guu untuk membaca buku-buku atau media pembelajaran lain yang berkaitan dengan materi belajar sisw dan mengecek keberfungsian alat peraga yang akan digunakan. Mengkonsep pembelajaran juga harus memahami prinsip-prinsip belajar antara lain, prinsip kesiapan, prinsip asosiasi, prinsip latihan, dan prinsip akibat.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Inovasi dengan pembelajaran berbasis otak merupakan salah satu cara yang bisa digunakan. Otak merupakan system syaraf yang sangat vital, oleh karena itu otak perlu diasah supaya berkembang optimal. System pendidikan yang digunakan sebaiknya seimbang menggunakan dan mengasah kemampuan otak secara seimbang.
B. Saran
Dalam mengembangkan inovasi pembelajaran sebaiknya dilihat keadaan individu dan lingkungan. Masing-masing individu mempunyai kapasitas otak yang berbeda-beda.











DAFTAR PUSTAKA

Jensen, Eric, Brain-Based Learning. (2008). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Udin Syaefudin, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar