BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pada
saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan dengan metode pembelajaran yang
dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dirasakan
monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu yang lama. Pembelajaran bersifat
kompleks artinya tidak hanya guru yang terlibat aktif dalam pembelajaran
melainkan siswa dan guru. Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang
dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengadakan
inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak
bosan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas, banyak pertanyaan yang muncul yang berhubungan
dengan inovasi pembelajaran antara lain :
1.
Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak
dalam inovasi pembelajaran?
2.
apa maksud dari individu sebagai pribadi yang
unik?
3.
Apa sebenarnya inovasi pembelajaran?
4.
Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam makalah
ini, penulis data menyimpulkan beberapa tujuan penulisan antara lain :
1.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi
pembelajaran berbasis otak dalam inovasi pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui apa maksud dari individu sebagai
pribadi yang unik.
3.
Untuk mengetahui apa sebenarnya inovasi
pembelajaran.
4.
Untuk mengetahui konsep belajar dan pembelajaran.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam
makalah ini, penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas pada makalah ini
antara lain : bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak dalam inovasi
pembelajaran, maksud dari individu sebagai pribadi yang unik, apa sebenarnya
inovasi pembelajaran dan konsep belajar dan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implementasi
teori otak dalam pembelajaran
Otak
merupakan pusat syaraf tubuh manusia, segala kegiatan dijalankan oleh otak.
Banyak pertanyaan yang muncul dengan adanya inovasi pembelajaran berbasis
kemampuan otak. Para ahli membagi otak dalam dua kategori yaitu otak kanan dan
otak kiri. Kapasitas otak terletak pada masalah waktu dan motivasi yang
diberikan oleh orang lain daripada design otak itu sendiri.
Pada
otak belahan kanan berfungsi untuk proses holistik dan belahan kiri untuk
proses analitik. Eric Jensen dalam bukunya Brain-Based Learning(2008)
mengatakan bahwa “Otak memang tidak dirancang dengan baik untuk mengikuti
instruksi formal. Dalam kenyataannya, otak sama sekali tidak didesain untuk
efisiensi atau ketertataan. Justru otak berkembang paling baik melalui seleksi
dan kemampuan bertahan hidup”. Stimulasi yang diberikan akan mempengaruhi
perkembangan otak.
Otak mengatur
segala gerak dan tingkah laku individu. Untuk menstimulasi otak siswa agar
berkembang optimal perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran. Terkait dengan
perkembangan pembelajaran yang berhubungan dengan cara kerja otak dan
mengembangkan kedua belahan otak tersebut, maka guru perlu menggunakan strategi
pembelajaran yang terkait dengan emosional, sosial, kognitif, fisik, dan
reflektif.
Perkembangan
otak juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Sistem pembelajaran
berbasis otak mensyaratkan proses belajar didukung oleh iklim kelas yang
kondusif bagi keamanan emosional. Sebagian besar pendidikan di Indonesia lebih
menekankan pada aspek kognitif atau intelektualnya saja dan yang berkembang
hanya otak belahan kiri. Untuk itu guru perlu berperan sebagai fasilitator,
membantu siswa menemukan keinginan belajar, dan mendukung siswa mencapai apa
yang mereka inginkan. Hal ini dilakukan agar otak belahan kanan dan belahan
kiri berkembang dengan seimbang. Menurut pencetus Metode Belajar Quching (quantum
teaching), Bobbi de Porter (2002) yang berujar bahwa ‘ guru sebagai penggubah
keberhasilan belajar siswa. ‘
Setiap
individu mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda tergantung dengan otak dan
lingkungannya. Lingkungan yang diperkaya baik mental maupun fisik memang
penting, tetapi ada hal lain yang sama pentingnya.Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terkemuka dibidang otak Santiago Ramon Y Cacal (1988) telah
menekankan bahwa otak membutuhkan umpan balik dari aktivitasnya sendiri untuk
pembelajaran yang optimal.
Individu sebagai
pribadi unik
Perkembangan
setiap anak sebagai individu bersifat unik. Saufrok dan Yussen (1972:17)
menyatakan bahwa “each us develops some other individuals, and like
individuals, and like no other individuals.” Pernyataan ini maksudnya setiap
individu berkembang dengan masing-masing cara, seperti semua individu yang
lain, seperti beberapa individu yang lain dan seperti tidak ada individu yang
lain. Perkembangan itu sendiri merupakan proses perubahan yang kompleks,
melibatkan berbagai unsur-unsur yang berpengaruh.
Individu
berkembang dalam aspek biologis, kognitif dan psikososial. Dalam aspek biologis
beberapa perkembangannya dapat dilihat seperti bertambahnya tinggi badan, dan
bertambahnya berat badan. Otak, kalenjar, dan system syaraf juga mengalami
perkembangan. Pada aspek kognitif individu mengalami perkembangan pada
kemampuan berpikir, kemahiran berbahasa dan kemampuan memperoleh ilmu
pengetahuan yang melibatkan aspek perasaan, emosi, dan kepribadian. Selain pada
dua aspek tersebut, aspek psikososial individu mempunyai keberanian, rasa
percaya diri dan ingi menolong di lingkungannya.
Sesuai dengan
kosep anak sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang
menyeluruh. Oleh sebab itu, individu sebagai pribadi yang unik karena dalam
perkembangannya secara menyeluruh dan menjadi pribadi yang utuh.
B. Pengertian
Inovasi Pembelajaran
Ketika
mendengar kata “inovasi” yang muncul dalam benak barangkali sesuatu yang baru
dan unik. Dalam pembelajaran banyak teori yang mendukung inovasi, seperti teori
behaviorisme, teori kognitivisme, dan lain-lain. Salah satunya tentang teori
pembelajaran berbasis kemampuan otak. Menurut etimologi, inovasi berasal dari
kata innovation yang bermakna pembaharuan, perubahan. Inovasi adakalanya
diartikan sebagai penemuan, tetapi berbeda dengan penemuan dari kata diskoveri
atau invensi. Inovasi adalah suatu ide, produk, metode yang dirasakan sebagi
sesuatu yang baru, baik berupa hasil diskoveri atau invensi yang digunakan
untuk tujuan tertentu.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau
pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI,
1990 : 330). Dari pengertian ini diketahui bahwa inovasi adalah suatu hal yang
baru, unik dan bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi erat kaitannya dengan
pembelajaran yang melibatkan guru dan peserta didik.
Menurut
Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang berkaitan erat dengan
pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Di dalam dunia pendidikan untuk
membentuk kepribadian individu dan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pelatihan
untuk melatih keterampilan individu dilaksanakan di perindustrian. Makna pendidikan
dan pelatihan sebaiknya dipadukan dan diperoleh arti dari pembelajaran bukan
terbatas pada ruang dan waktu, tetapi tergantung pada organisasi dan komponen
yang berkaitan untuk mendidik siswa.
Pembelajaran
juga merupakan proses komunikatif-intearktif antara sumber belajar, guru, dan
siswa yaitu saling bertukar informasi. Gagne dan Briggs (1979:3) menyatakan
pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal. Jadi
pembelajaran proses dimana guru dan siswa saling berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuan.
Dari
pengertian inovasi dan pembelajaran tersebut maka makna inovasi pembelajaran
merupakan metode baru yang berbeda yang digunakan untuk membentuk kepribadian
dan melatih keterampilan siswa agar dapat berkembang secara optimal. Contoh
inovasi dalam pembelajaran telah diketahui bahwa dunia anak TK dan SD merupakan
dunia bermain, tetapi guru seringkali melupakan hal ini. Seharusnya setiap guru
dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan,
menggairahkan, dinamis, penuh semangat dan penuh tantangan. Seperti pembuatan
yel-yel dan berdoa sebelum belajar. Inovasi dalam pembelajaran bertujuan untuk
mendapatkan suasana baru dalam belajar dan mengoptimalkan kemampuan siswa.
C. Konsep
Belajar dan Pembelajaran
Menurut
Gagne (1984) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya akibat suatu pengalaman. Hakikat belajar sesungguhnya adalah proses
perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan
kepandaian. Perubahan ini bersifat tetap dan lama dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar yang
dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur
hidup, kapan saja dan dimana saja.
Sedangkan
pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu interaksi antar anak dengan anak,
anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Jika pembelajaran
dianggap suatu system, berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, strategi, metode pembelajaran,
evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran. Namun apabila pembelajaran dianggap
suatu proses, maka rangkaian kegiatan guru untuk membuat siswa belajar.
Konsep proses
pembelajaran dimulai dari merencanakan program pengajaran,dan penyusunan
persiapan mengajar. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guu untuk
membaca buku-buku atau media pembelajaran lain yang berkaitan dengan materi
belajar sisw dan mengecek keberfungsian alat peraga yang akan digunakan.
Mengkonsep pembelajaran juga harus memahami prinsip-prinsip belajar antara
lain, prinsip kesiapan, prinsip asosiasi, prinsip latihan, dan prinsip akibat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inovasi
pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan
oleh guru. Inovasi dengan pembelajaran berbasis otak merupakan salah satu cara
yang bisa digunakan. Otak merupakan system syaraf yang sangat vital, oleh
karena itu otak perlu diasah supaya berkembang optimal. System pendidikan yang
digunakan sebaiknya seimbang menggunakan dan mengasah kemampuan otak secara
seimbang.
B. Saran
Dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran sebaiknya dilihat keadaan individu dan
lingkungan. Masing-masing individu mempunyai kapasitas otak yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, Eric, Brain-Based Learning. (2008). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Udin Syaefudin,
2009, Inovasi Pendidikan,
Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar